Posted by : Toke Balap Minggu, 26 April 2020




Bermitos-Petakumpet diapartemen -Darla dan Daphne, saudari sekandung dan kembar tinggal di sebuah apartemen. Malam ini, mereka sendirian di sana, kedua orang tuanya sedang menghadiri pesta teman lamanya. 
“Jaga rumah kita ya, Nak! Jadilah putri-putri ayah yang baik,” kata Hudson, ayah Darla dan Daphne.

Waktu tanpa kegiatan terasa seperti tong yang hampa. Si kembar Darla dan Daphne memutuskan untuk bermain petak umpet di ruang apartemen mereka. Daphne memperoleh waktu jaga, sedangkan Darla mencari tempat bersembunyi tanpa ketahuan oleh saudari kembarnya. Daphne mulai menghitung… 1… 2… 3… hingga hitungan ke 10 ia mulai membuka mata dan mulai mencari Darla.
“Bersiaplah, Darla! Aku akan mencarimu, hihi,” Seru Daphne sembari mencari saudari kembarnya. 
Daphne melihat dan mencari celah demi celah di sekitarnya. Ia mencari Darla di kamar, belakang sofa, belakang TV, sekitar perapian, dan di kamar tidur. Namun, ia masih belum menemukan si Darla, bahkan bayangan maupun batang hidungnya masih belum terlihat.
Senyap, itu adalah sebuah kata yang menggambarkan kondisi apartemen mereka. Suara kendaraan di luar pun nyaris tak terdengar sekalipun itu ramai. Hingga Daphne memasuki kamar mandi di ruang apartemennya. Seusai ia menyalakan lampu kamar mandi, ia mendapati bayangan gadis kecil dibalik tirai kamar mandinya.
“Ahaahaa… akhirnya kutemukan kau!” seru Daphne yang mendapati saudari kembarnya disana. Namun, bayangan tersebut seakan tak bergeming sama sekali. Jikalau itu benar Darla, seharusnya ada suatu gerakan yang merespon seruan Daphne itu. Tapi tidak pada kenyataannya. 
“Daar, Darlaa. Itukah kau?”
Perasaan Daphne kian tidak enak. Udara nan dingin menusuk kedalam tulang rusuk dan kalbu yang gusar. Perlahan Daphne melangkah dan memberanikan diri untuk membuka tirai kamar mandinya. Jantungnya kian berdegup kencang, merinding dan gemetar juga menghiasi perasaan yang hinggap pada dirinya. 
“Darlaa.. Darlaa,” panggil Daphne lirih ke arah tirai kamar mandi. Ia menarik nafas yang dalam untuk menemui bayangan hitam yang mirip saudarinya itu. Daphne mulai menyentuh tirai dan bersiap membukanya. 
“Daphne, sedang apa kau di depan tirai?”


Tiba-tiba ada suara yang memanggil Daphne dari belakang. Daphne kaget sejadi-jadinya, ia pun menoleh ke belakang dengan nafas yang terengah-engah. Keringat dingin mulai mengucur dari tubuh Daphne. 
Ternyata yang memanggil Daphne barusan adalah Darla, saudari kembar yang Daphne cari dalam permainan menakutkan ini. 
“Darla, tidak mungkin,” gumam Daphne seraya menoleh tak percaya ke arah Darla yang asli. 
“Astaga, Daph! Ada apa denganmu?” tanya Darla.
Darla seakan bingung dengan apa yang telah terjadi. Darla juga tidak melihat apapun di balik tirai tersebut. Hanya ada tirai yang berwarna hijau muda tanpa suatu noda hitam. Sederhananya, di apartemen Tuan Hudson hanya ada Daphne dan Darla, tidak ada orang selain mereka berdua. 



Daphne kembali menoleh ke arah tirai. Daphne kini tidak melihat satupun bayangan hitam yang semula ia lihat sebelum Darla datang. Daphne tak bisa berkata sepatah katapun lagi, keganjilan yang ia dapati malam itu. 
Bruuukk!!
Daphne tumbang tak berdaya dengan sejuta ketakutan yang melanda dirinya. 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Mitos dan cerita seram - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -