Posted by : Toke Balap
Jumat, 08 Mei 2020
Rumah baru yang penuh tetesan darah.
Bermitis-Rumah baru yang penuh tetesan darah. Mungkin saat proses pembelian rumah aku tak benar-benar jeli dengan situasi. Saat itu aku membeli sebuah rumah di Kalimantan. Lokasinya yang nyaman dan sepi, menjadi favoritku. Aku dan keluarga berencana pindah ke rumah itu pada pertengahan tahun.
Aku sendiri meninjau rumah baru yang sudah diisi perabotan dan lain-lain itu pada awal tahun sebelum pindah. Aku pergi bersama rekan kerja yang juga sahabat baikku. Kami tiba di rumah itu dan disambut tetangga yang ramah dan nyaman. Semua tampak sempurna sebelum malam datang.
Tepat pukul 23.00 aku dan temanku memutuskan untuk ngopi di balkon lantai dua. Beberapa menit kami duduk, terdengar ada benda jatuh di dapur. Kami mengira itu maling yang mengincar rumah baru. Kami pun turun dengan alat pemukul seadanya.
Saat tiba di dapur, tak ada seorang pun di sana tapi gelas yang tadi kami pakai untuk minum pecah berhamburan. Kami bingung dan bergerak ke ruang keluarga untuk mengawasi. Tak lama, aku melihat tetesan berwarna merah di dekat pintu keluar.
Aku mengira itu cat yang luntur, tapi aku baru sadar pintu dan dinding rumahku berwarna coklat serta putih. Lalu temanku terlihat berkeringat dingin sambil menepukku. Ternyata dia melihat sosok pria di ujung lorong menuju dapur, tanpa kepala. Napasku seakan berhenti dan kaki ini terpaku ke lantai, tidak bisa bergerak. Jujur, sepertinya aku buang air kecil di celanaku.
Sosok itu mulai berjalan mendekati kami. Kami takut dan ingin kabur, tapi entah apa yang membuat kedua kaki kami tak bisa digerakkan. Tiap langkah terdengar seperti tetesan cairan yang jatuh ke lantai. Makhluk itu melewati kami, bergerak menuju pintu depan dan tiba-tiba menembus pintu. Saat itu juga, kami memesan hotel terdekat dan pindah. Masalah pindah rumah? Aku dan keluargaku akhirnya menjual rumah itu dengan harga murah.