Minggu, 24 Mei 2020
BERMITOS-RUMAH SAKIT MALAM JUMAT LEGI
Jadi, kejadiannya waktu aku jenguk teman di salah satu Rumah Sakit di Surabaya. Aku memutuskan untuk berjalan menuju kamar pasien sendiri tanpa seorang teman.
Waktu tiba di suatu lorong rumah sakit yang gelap, awalnya aku takut tapi ku coba mencari jalan lain dengan tengok kanan kiri apa ada jalan yg lebih terang. Ternyata tidak ada, kanan adalah IGD dan kiri adalah tempat untuk menaruh barang barang bangunan.
Ya, lorong itu dalam masa perbaikan. Awalnya aku bingung, ku ingin mengurungkan diri saja tapi aku tidak enak karena kedatanganku sudah di tunggu.
Aku putuskan untuk menunggu sebentar siapa tau ada orang lewat.
3 menitan menunggu ada seorang suster berjalan ke arahku, aku sedikit bahagia dan ku ikuti saja suster itu melewati lorong yang gelap.
Entah kenapa pada saat itu aku merasakan suasana yang amat sangat sunyi, padahal masih jam 8 malam.
Semilir angin tiba-tiba menusuk ke tulang, ku merasakan bulu kuduk ku merinding. Jarak jalan ku dan suster itu lumayan dekat, tapi kenapa aku merasakan aneh.
Yang ku rasakan saat itu lorong semakin panjang dan tidak ada ujungnya, aku merasakan jalan yang sangat lama melewati lorong itu.
Aku putuskan untuk menengok ke belakang rasa ingin tau ku sudah berapa jauh ku telah meninggalkan tempat ku berdiri tadi.
Setelah itu pandangan ku kembali ke depan, dan suster itu tidak ada.
Aku menoleh ke kanan dan ke kiri siapa tau ada jalan lain yang memutuskan suster itu lewat jalan lain. Ternyata tidak ada, aku berlari dan dengan sadar nya aku melihat kamar mayat yang barusan tertutup pintu nya oleh seseorang.
Aku tengok kan kepala dengan sedikit berlari. Suster itu ternyata sudah berada di dalam kamar itu. Dia menatapku tajam.
Aku hanya terdiam seribu bahasa sambil berlari.
Sesampainya aku di lift aku berfikir siapa suster itu. Setelah aku sampai di kamar teman ku di rawat, ku coba ceritakan semua nya kejadian itu.
Setelah mendengar ceritaku, temanku segera berkata “2 hari yg lalu ada suster meninggal di sini loh, kamu jangan ngarang cerita deh, bikin parno aja”.
Seketika itu aku tak berani untuk pulang, tak berani untuk menelusuri lorong tadi. Dan aku menengok tanggal ternyata malam itu malam jumat legi.
