Posted by : Toke Balap
Minggu, 03 Mei 2020
Karena keluargaku yang menganut paham Kejawen, aku sudah terbiasa melihat hal-hal gaib sejak kecil. Saat SMA aku memiliki dua orang sahabat, sebut saja Mawar dan Dewi.
Suatu sore menjelang Maghrib, kami bertiga hendak pulang setelah mengikuti kegiatan tambahan. Untuk menuju gerbang depan dari ruanganku saat ini, ada dua jalur yang bisa dilewati. Jalur singkat yang memotong lewat gang sempit atau jalur panjang yang mengitari lapangan sepak bola sekolahku.
Karena kondisi ini, aku bisa melihat ada sesosok makhluk di gang sempit pada saat itu. Kuperingatkan kedua temanku, “Jangan lewat sini, muter aja, yuk!”
Mereka heran dan bertanya kenapa, aku hanya menjawab, “Biar tidak mengganggu.” Dewi langsung paham tapi Mawar bergeming dan tetap lewat jalan itu malah sambil bernyanyi-nyanyi. Kami pun bertemu kembali di gerbang sekolah.
“See? Ngga kenapa-napa kan. Kalian malah capek muter-muter lapangan,” kata Mawar. Kami pun pulang ke rumah masing-masing.
Pagi harinya Mawar tiba-tiba muncul di depan rumahku sambil menangis. Ia diikuti oleh seorang wanita, pria, anak kecil dan nenek-nenek, tapi aku tahu semuanya adalah makhluk gaib. “Kamu liat kan, Rin? Aku lihat semua, aku ngga mau,” katanya sambil menangis.
Kubawa Mawar ke pamanku yang seorang paranormal untuk ditolong. Saat itu ia hanya berkata pada Mawar, “Ooh, ndak apa-apa, paling seminggu. Mereka cuman mau ngajari kamu supaya lebih sopan aja.”