Posted by : Toke Balap
Kamis, 07 Mei 2020
Bermitos- Kosan " Mereka "Cerita kesurupan memang sering kali kita dengar. Bahkan kita juga sering menyaksikan dengan mata kepala sendiri ketika ada seseorang yang tiba-tiba berteriak tidak karuan, sambil menjerit-jerit serta menangis tanpa sebab yang jelas.
Banyak kejadian tentang kesurupan atau kerasukan yang mana pelakunya adalah makhluk tak kasat mata atau jin. Percaya atau tidak, jin memang bisa mengendalikan tubuh seseorang yang memiliki daya tahan tubuh lemah serta kurangnya perlindungan dari diri sendiri. Entah kurangnya kita dalam mendekatkan diri kepada Tuhan, atau memang ‘makhluk’ itu yang senang mengambil alih tubuh manusia. Karena mereka tidak mengenal jenis kelamin, rupa, bahkan agama untuk menguasi tubuh kita.
Ketika aku berumur belasan tahun yang lalu, aku dan keluargaku mengunjungi kakak pertamaku yang sedang kuliah di Ibukota. Saat itu, tepatnya kakakku sudah tidak kuliah lagi karena ia baru saja wisuda. Dia seorang perempuan yang tinggal di sebuah kos-kosan khusus untuk perempuan. Tapi, karena aku seorang lelaki dan juga adiknya maka Ibu pemilik kos memperbolehkan kami untuk menginap.
Ruangannya tidak terlalu besar. Terbagi menjadi 3 bagian, untuk ruang tamu, kamar dan dapur. Jujur, saat memasuki kosan kakak perempuanku, aku tidak merasakan apa-apa. Biasa saja, seperti ruangan pada umumnya. Di sana, kami berempat. Aku, kakaku, abangku, dan ibuku. Bayangkan, di ruangan yang tidak terlalu besar kami berbagi tempat tidur selama beberapa malam.
Di daerah belakang, tepatnya di dapur dan di dekat kamar mandi, aku melihat tanaman sirih yang menjalar. Lebat sekali. Tapi aku sama sekali tidak merasakan apa-apa. Hingga suatu ketika, saat kami pulang dengan mengangkut seluruh barang-barang kakakku yang sudah selesai kuliah, dia bercerita. Saat itu kami sudah berada di rumah tercinta.
Di kosan itu, ada beberapa mahasiswi yang menghuninya. Kebanyakan kuliah di kampus yang sama. Dan ada juga beberapa yang beragama non-muslim. Salah satunya Mira. Teman kakakku yang kuliah di jurusan yang berbeda dengannya. Dia salah satu teman yang lumayan dekat dengan kakakku.
Jadi, suatu malam, Mira sedang menyikat gigi di kamar mandi. Sama seperti di tempat kakakku, kamar mandinya kecil sekali. Ketika itu, ketika sikat gigi sudah masuk ke dalam mulut, tanpa ada hal yang aneh ia memandangi langit-langit kamar mandi yang hanya ditutupi kayu-kayu. Selama beberapa saat, ia terus melakukan hal itu. Namun sebelum ia menyelesaikan menyikat giginya, tiba-tiba ada yang menjambak rambutnya hingga kepalanya hampir jatuh ke belakang.
Bayangkan, di dalam kamar mandi yang kecil, dengan pencahayaan lampu seadanya, sendirian pula. Ada yang menjambak rambut kita?
Bayangkan, di dalam kamar mandi yang kecil, dengan pencahayaan lampu seadanya, sendirian pula. Ada yang menjambak rambut kita?
“Aduh siapa tuh?”
Mira bertanya dengan nada yang cukup keras. Namun ia cukup merasa takut. Hanya saja, kalimat pertanyaan itu spontan keluar dari mulutnya yang masih dipenuhi dengan busa pasta gigi.
Mira bertanya dengan nada yang cukup keras. Namun ia cukup merasa takut. Hanya saja, kalimat pertanyaan itu spontan keluar dari mulutnya yang masih dipenuhi dengan busa pasta gigi.
Karena tidak ada yang menjawab pertanyaannya, ia menyudahi kegiatan menyikat gigi tersebut dan bergegas menuju ke dalam kos. Ketika itu, kakakku tengah berada di kosannya. Entah aku pun lupa apa yang sedang ia kerjaan saat Mira mengetuk pintu kosnya dengan keras. Terdengar seperti terburu-buru. Sontak ia pun keluar dan membuka pintu.
Ia mendapati Mira yang terlihat menggigil di depannya sambil berkata, “Dah, minta bawang merah”. Kira-kira kalimat itu yang diutarakan Mira kepada Kakakku.
Menurut orang-orang, bawang merah dapat mengusir hantu. Entah benar atau tidak. Sebenarnya bacaan doa lah yang paling manjur. Mungkin karena Mira bukan seorang muslimah dan ia sedang ketakutan, makanya ia meminta benda itu kepada kakakku. Namun, Mira tidak menceritakan hal itu. Ia hanya terlihat ketakutan.
Ia mendapati Mira yang terlihat menggigil di depannya sambil berkata, “Dah, minta bawang merah”. Kira-kira kalimat itu yang diutarakan Mira kepada Kakakku.
Menurut orang-orang, bawang merah dapat mengusir hantu. Entah benar atau tidak. Sebenarnya bacaan doa lah yang paling manjur. Mungkin karena Mira bukan seorang muslimah dan ia sedang ketakutan, makanya ia meminta benda itu kepada kakakku. Namun, Mira tidak menceritakan hal itu. Ia hanya terlihat ketakutan.
Setelah mengiyakan, kakakku masuk ke dalam untuk mengambil bawang merah. Tetapi, setelah ia keluar, ia tidak menjumpai Mira. Lalu ia bergegas menuju kos Mira yang terhalang beberap kos saja.
Jujur aku lupa bagaimana keadaan Mira saat kakaku menceritakannya. Yang aku ingat, Mira sudah terlihat seperti bukan dirinya lagi. Tingkahnya membuat orang-orang menyimpulkan kalau ia memang tengah dirasuki setan. Kakakku lalu memanggil ibu kos.
Akhirnya, satu komplek kosan itu geger saat itu juga. Dan kalau tidak salah, Mira berada di dekat seperti tanaman sirih yang aku juga lupa di mana letaknya. Yang jelas, ia berontak dan terus berteriak.
Ibu kos yang berasal dari suku Jawa pun menyerah dan memanggil seseorang yang sudah biasa untuk mengobati atau menetralisir keadaan itu.
Ibu kos yang berasal dari suku Jawa pun menyerah dan memanggil seseorang yang sudah biasa untuk mengobati atau menetralisir keadaan itu.
Selang beberapa saat, jin yang merasuki tubuh Mira bisa dikeluarkan dengan paksa. Dan yang membuat bulu kuduk merinding adalah, jin itulah yang menjambak rambut Mira saat di kamar mandi. Entah karena alasan apa sampai ‘makhluk’ itu berbuat demikian. Mungkin ia tidak suka dilihat oleh Mira sekalipun Mira juga tidak bisa melihat dirinya.
Dan tanaman sirih yang didatangi Mira itu adalah tempat lalu-lalangnya ‘mereka’. Itu dikatakan oleh orang yang mengeluarkan jin tadi atas seizin Allah SWT. Dan ternyata, kakakku pernah melihat jin yang mungkin perempuan. Dan bisa jadi ‘dia’ lah yang merasuki tubuh Mira.
Waktu kejadiannya masih saat malam hari juga. Ketika itu kakakku hendak ke kamar mandi kalau tidak salah. Nah, dapurnya dengan kamar mandi dipisahkan oleh sebuah pintu. Saat membuka pintu, ia melihat dengan jelas sosok perempuan berambut panjang dan hanya separuh badan sedang melayang keudara. Separuh badan! Dari kepala sampai pinggang. Untungnya sosok perempuan itu dalam posisi membelakanginya. Namun, karena saking terkejutnya, kakakku mundur perlahan dan saat akan berbalik kepalanya terbentur tembok. Keesokan harinya, ia demam. Mungkin karena shock.
Kenapa aku menyebutkan ‘mereka’ juga menghuni di sana? karena yang tinggal, selain para mahasiswi di situ memang bukan hanya manusia. Dan bukan hanya sosok jin perempuan tadi, tapi ada selainnya.
Cerita selanjutnya dialami lagi oleh kakakku.
Suatu malam ia tidur seperti biasa di kosannya. Memang kakakku kalau tidur tidak pandang tempat, kalau sudah ada bantal ia bisa tertidur dalam hitungan kurang dari 20 detik.
Nah, dia bercerita. Saat itu ia masih berada di dalam kosan. Maksudku saat ia bermimpi, ia masih berada di dalam kosannya. Tidak ke mana-mana. Kemudian, ia didatangi oleh dua orang laki-laki. Aku pun lupa bagaimana perawakan mereka, yang jelas aku merinding saat mendengar itu.
Kakakku pun bertanya, “Kalian yang tinggal di sini?”
Salah satu dari mereka menjawab. “Iya. Kami tinggal di sini”.
“Cuma berdua saja kah?”
“Tidak, ada satu lagi teman perempuan kami…”
Suatu malam ia tidur seperti biasa di kosannya. Memang kakakku kalau tidur tidak pandang tempat, kalau sudah ada bantal ia bisa tertidur dalam hitungan kurang dari 20 detik.
Nah, dia bercerita. Saat itu ia masih berada di dalam kosan. Maksudku saat ia bermimpi, ia masih berada di dalam kosannya. Tidak ke mana-mana. Kemudian, ia didatangi oleh dua orang laki-laki. Aku pun lupa bagaimana perawakan mereka, yang jelas aku merinding saat mendengar itu.
Kakakku pun bertanya, “Kalian yang tinggal di sini?”
Salah satu dari mereka menjawab. “Iya. Kami tinggal di sini”.
“Cuma berdua saja kah?”
“Tidak, ada satu lagi teman perempuan kami…”
Yang menjawab pertanyaan kakakku itu menunjuk ke sosok perempuan yang akan menghampiri mereka. Namun sebelum kakakku benar-benar melihat wujudnya, ia sudah terbangun dari mimpinya. Lantas ia mengucap istighfar. Siapa yang tidak kuat bisa mimipi seperti itu. Dengan lokasi yang sama, sendirian, perempuan pula.
Apa yang menjadikannya berani untuk tinggal sendirian adalah karena ia yakin kalau Allah selalu bersama hamba-hamba yang taat kepada-Nya.
Banyak hal yang terjadi di kosan tersebut, seperti suara perempuan tertawa di depan jendela kaca kosan ketika beberapa mahasiswi menonton tv malam-malam. Mungkin ia ikut menyaksikan acara yang lucu sehingga ia ikut tertawa. Dan ada juga yang kehilangan fried chicken padahal sudah ditutup dengan tudung saji. Semua itu mereka yakini bukanlah ulah manusia, melainkan ‘makhluk’ Tuhan yang lain.
Banyak hal yang terjadi di kosan tersebut, seperti suara perempuan tertawa di depan jendela kaca kosan ketika beberapa mahasiswi menonton tv malam-malam. Mungkin ia ikut menyaksikan acara yang lucu sehingga ia ikut tertawa. Dan ada juga yang kehilangan fried chicken padahal sudah ditutup dengan tudung saji. Semua itu mereka yakini bukanlah ulah manusia, melainkan ‘makhluk’ Tuhan yang lain.
Jangan takut! ‘mereka’ tidak akan berani mengganggu umat manusia, apalagi sampai melukai. Jika manusia itu berlindung kepada Allah SWT, karena ‘mereka’ juga takut kepada Tuhan yang menciptakan alam semesta.
Dan kita juga harus percaya kalau mereka ada. Mungkin saat ini ‘mereka’ tengah berada di sekeliling kita. Di depan, di belakang, di samping, atau yang menjadi guling saat kita berbaring.
Dan kita juga harus percaya kalau mereka ada. Mungkin saat ini ‘mereka’ tengah berada di sekeliling kita. Di depan, di belakang, di samping, atau yang menjadi guling saat kita berbaring.