Posted by : Toke Balap
Kamis, 11 Juni 2020
Bermitos-HANTU KUNTILANAK MONUMEN SOERYO
Perkenalkan namaku ghaza, ini cerita pertamaku ketika melihat sosok kuntilanak.
Kebetulan rumahku di daerah ngawi, Jawa timur. Ketika waktu liburan kuliah semesteran aku berniat jalan-jalan ke kota solo.
Aku berangkat seorang diri menuju solo dengan naik bis dari terminal kertononegoro ngawi menuju solo. Kebetulan aku punya teman di solo, sebut saja namanya septian.
Dan kebetulan juga waktu aku liburan septian belum sempat untuk pulang ke ngawi, dan dia posisinya masih di solo karena ada tugas kampus yang belum terselesaikan.
Singkat cerita saat aku sudah berada di solo. Setelah jalan-jalan, septian dan aku berinisiatif untuk pulang bersama ke ngawi menaiki motor septian karena tugas kampusnya sudah selesai.
Kira-kira kami pulang dari solo pukul 9 malam. Kondisi saat itu gerimis, niatnya sih mau menunggu gerimisnya reda.
Karena saat itu kondisi musim hujan, niat menunggu gerimisnya reda ternyata malah tak kunjung reda sampe jam 9 malam. Akhirnya aku dan septian nekat untuk pulang ke ngawi dengan mengenakan mantel, saat itu aku yang membonceng septian pulang ke ngawi.
Saat itu aku dan septian sampai daerah mantingan kabupaten ngawi pada pukul 10 malam. Ketika pertama masuk daerah mantingan perasaanku sudah tidak enak karena jalanan sepi sekali tidak seperti biasanya.
Dan daerah mantingan sampai monumen soeryo adalah tempat pembantaian PKI pada jaman dulu, daerah tersebut sangat angker dan melewati hutan.
Tapi kami tetap nekat melanjutkan perjalanan hingga sampailah di daerah sidolaju, tepatnya sebelum sampai monumen soeryo.
Di daerah sidolaju tersebut banyak tempat penjual degan (es kelapa muda) serta kursi dibawah pohon-pohon besar. Saat itu aku mengendarai motor dengan pelan karena hujan membuat kaca helmku tidak begitu jelas untuk melihat.
Akhirnya aku pun memutuskan membuka kaca helmku agar aku dapat melihat jelas jalanan yang ku lewati.
Tanpa sengaja aku melihat ada seorang wanita duduk di kursi penjual degan yang dijajakan di daerah sidolaju. padahal saat itu pukul setengah 11 malam.
Aku pikir apa mungkin penjual degan masih berjualan malam-malam gini. Tapi biasanya kalau malam di daerah ini tidak ada yang berjualan karena daerah tersebut kalau malam terkenal angker.
Aku pun berusaha mau berhenti dan menuju penjual degan wanita itu. Kira kira jaraknya hampir 30 meter aku hampir sampai dipenjual degan tersebut tiba tiba aku ditepuk septian.
Ia berkata “ngapain kamu mau berhenti? Ini sudah malam gak ada penjual yang jualan, jadi terus aja jangan berhenti soalnya bahaya”.
Lalu aku berkata pada septian “itu didepan ada ibu yang jualan degan pakai baju putih masih berjualan”.
Tapi saat aku berkata seperti itu aku melihat gelagat septian yang begitu aneh dan bingung seakan tidak melihat penjual degan itu, tapi dia gak berkata apa apa.
Aku sudah mulai paham tanpa septian berkata apa pun, dan aku tau serta yakin yang melihat sosok itu hanya aku. Dari jarak kurang lebih 10 meter hampir mendekati penjual degan tersebut ternyata ibu yang jualan degan itu berubah menjadi sosok kuntilanak.
Saat itu aku tidak takut, karena memang aku orangnya bukan penakut. Aku berusaha tenang dan menunjuk kuntilanak itu yang sedang duduk dikursi dibawah pohon tempat berjualan degan tersebut.
aku menunjuk supaya septian tau bahwa disitu ada kuntilanak. Tapi ternyata septian tidak dapat melihat, dan yang dapat melihat hanya aku seorang.
Karena septian ketakutan dia memukul punggungku dan bilang agar lebih cepat mengendarai motornya. Mau tidak mau aku juga tancap gas.
Dan ternyata yang aku kira penjual degan itu manusia ternyata hantu kuntilanak dan degan yang ditata layaknya buah kelapa muda itu adalah tengkorak kepala manusia.